About Me

My photo
hy , you can call me okke . i'm 17 years old . i'm feel not beauty but i love my body , my style and my life because i had a great fam , great boyfriend and great friends ♥

Wednesday 19 January 2011

MAsYARAKAT suku baduy

Di provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yang bernama Suku Baduy. Suku Baduy mendiami kawasan Pegunungan Keundeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Baduy memiliki tanah adat kurang lebih sekitar 5.108 hektar yang terletak di Pegunungan Keundeng. Mereka memiliki prinsip hidup cinta damai, tidak mau berkonflik dan taat pada tradisi lama serta hukum adat. Suku Baduy bukan merupakan suku terasing melainkan suatu suku yang mengasingkan diri dengan pola kehidupannya patuh terhadap hukum adat, hidup mandiri dengan tidak mengharapkan yang sifatnya bantuan dari orang lain/orang luar, menutup diri dari pengaruh budaya yang akan masuk dari luar . mereka tidak mengenal sekolah dan huruf yang mereka kenal adalah Aksara Hanacara dan bahasanya Sunda  .



Masyarakat baduy terdiri dari 2 kelompok yaitu baduy luar dan baduy dalam . Baduy luar atau biasa mereka menyebutnya Urang Panamping. Cirinya, selalu berpakaian hitam dengan ikat kepala warna hitam bermotif biru. Umumnya orang Baduy luar sudah mengenal kebudayaan luar (diluar dari kebudayaan Baduy-nya sendiri) seperti mendengarkan radio, sebagian masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis, bisa berbahasa Indonesia. Mata pencaharian mereka bertani. 




Sedangkan masyarakat Baduy Dalam memiliki pakaian khas berwarna putih dengan celana hitam serta ikat kepala berwarna putih. Sedangkan wanita baik di Baduy dalam maupun luar memiliki ciri pakaian yang hampir sama berupa kebaya 'Karempong'. Wilayah Baduy Dalam meliputi Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawarna. Nama Baduy sendiri diambil dari nama sungai yang melewati wilayah itu sungai Cibaduy.
Dan masyarakat Baduy sangat taat pada pimpinan yang tertinggi yang disebut Puun. Puun ini bertugas sebagai pengendali hukum adat dan tatanan kehidupan masyarakat yang menganut ajaran Sunda Wiwitan peninggalan nenek moyangnya. Setiap kampung di Baduy Dalam dipimpin oleh seorang Puun, yang tidak boleh meninggalkan kampungnya. Pucuk pimpinan adat dipimpin oleh Puun Tri Tunggal, yaitu Puun Sadi di Kampung Cikeusik, Puun Janteu di Kampung Cibeo, dan Puun Kiteu di Cikartawana. Sementara wakil pimpinan adat ini disebut Jaro Tangtu yang berfungsi sebagai juru bicara dengan pemerintahan desa, pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Di Baduy Luar sendiri mengenal sistem pemerintahan kepala desa yang disebut Jaro Pamerentah yang dibantu Jaro Tanggungan, Tanggungan dan Baris Kokolot .
Di zaman teknologi yang serba canggih seperti ini , hanya masyarakat baduy lah yang tidak boleh mempergunakan peralatan atau sarana dari luar. Jadi bisa dibayangkan mereka hidup tanpa menggunakan listrik, uang, dan mereka tidak mengenal sekolahan , fashion , internet , film . Oleh sebab itu , masyarakat suku baduy yang masih tersisa di zaman ini masih mempertahankan kehidupannya untuk tetap dekat dan bersahabat dengan alam. Membangun sebuah masyarakat yang damai, makmur dan sejahtera tanpa harus bersentuhan dengan dunia luar yang berpacu dengan modernitas dan kemajuan jaman. 


No comments:

Post a Comment